Panduan Lengkap untuk Menjadi Ahli Storage dan Jaringan di Linux

 

Siapkan diri Anda untuk menjadi ahli storage dan jaringan di dunia Linux! Dalam panduan ini, Anda akan belajar tentang LUN, SAN, VSAN, Multipath, Ultrapath, LVM, file system, fdisk, parted, dan NFS. Dari pemula hingga ahli, Anda akan dibimbing melalui setiap langkah yang diperlukan untuk mengelola storage dan jaringan yang handal di Linux. Ayo, mari kita mulai perjalanan menjadi ahli storage dan jaringan Linux bersama!


1. LUN

LUN (Logical Unit Number) adalah sebuah nomor yang digunakan untuk mengidentifikasi unit penyimpanan logis dalam sistem yang menggunakan teknologi SAN (Storage Area Network). LUN digunakan untuk membedakan antara berbagai unit penyimpanan yang digunakan oleh sistem, sehingga sistem dapat mengakses unit penyimpanan yang ditentukan dengan tepat.

Dalam konteks Linux, LUN digunakan untuk mengidentifikasi sebuah volume atau partisi yang digunakan sebagai storage atau penyimpanan oleh sistem. LUN ditentukan oleh administrator sistem atau administrator SAN, dan dapat diubah sesuai kebutuhan.

Contoh penggunaan LUN dapat dilihat dalam konfigurasi sistem yang menggunakan SAN. Dalam contoh ini, sistem memiliki beberapa LUN yang dikonfigurasi sebagai berikut:

  • LUN 1 digunakan sebagai storage untuk sistem operasi dan aplikasi.
  • LUN 2 digunakan sebagai storage untuk data pengguna.
  • LUN 3 digunakan sebagai storage untuk backup sistem.
  • LUN 4 digunakan sebagai storage untuk arsip data.

Pada saat sistem booting, LUN 1 akan di-mount sebagai root filesystem dan digunakan untuk menjalankan sistem operasi dan aplikasi. Kemudian LUN 2,3 dan 4 di-mount ke direktori yang telah ditentukan dan digunakan untuk menyimpan data pengguna, backup sistem, dan arsip data.

Ini hanya contoh penggunaan LUN, LUN dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan konfigurasi yang ditentukan oleh administrator sistem atau administrator SAN. LUN juga dapat digunakan untuk mengatur hak akses, kinerja, dan keamanan data di dalam sistem yang menggunakan SAN.

Secara umum, LUN digunakan untuk memberikan akses ke unit penyimpanan logis dalam sistem yang menggunakan SAN, dan dapat digunakan untuk mengatur hak akses, kinerja, dan keamanan data dalam sistem.


2. WWN & WWPN

WWN (World Wide Name) dan WWPN (World Wide Port Name) adalah identifikasi unik yang digunakan dalam teknologi SAN (Storage Area Network) untuk mengidentifikasi perangkat storage dan perangkat jaringan (seperti switch SAN) secara unik.

WWN adalah nomor unik yang digunakan untuk mengidentifikasi perangkat storage, seperti hard disk, tape drive, atau array storage. WWN ditentukan oleh produsen perangkat dan tidak dapat diubah. WWN digunakan oleh sistem untuk mengidentifikasi perangkat storage dan menentukan hak akses ke perangkat tersebut.

Ada beberapa cara untuk mengecek WWN (World Wide Name) dari perangkat storage dalam sistem Linux, diantaranya adalah:

  • Menggunakan perintah "lsscsi" : Anda dapat menjalankan perintah "lsscsi" untuk melihat daftar perangkat storage yang terpasang pada sistem dan informasi WWN dari perangkat tersebut.
  • Menggunakan perintah "cat /sys/class/fc_host" : Anda dapat menjalankan perintah "cat /sys/class/fc_host/*/port_name" untuk melihat WWN dari perangkat yang terhubung ke sistem melalui protokol Fibre Channel.
  • Menggunakan perintah "cat /sys/class/iscsi_hobst" : Anda dapat menjalankan perintah "cat /sys/class/iscsi_host/*/iscsi_wwn" untuk melihat WWN dari perangkat yang terhubung ke sistem melalui protokol iSCSI.
  • Menggunakan perintah "ls -l /dev/disk/by-id" : Anda dapat menjalankan perintah "ls -l /dev/disk/by-id" untuk melihat daftar perangkat storage yang terpasang pada sistem dan informasi WWN dari perangkat tersebut.
  • Menggunakan perintah "fcinfo" : jika anda menggunakan sistem yang dilengkapi dengan package "fcinfo" anda dapat menjalankan perintah "fcinfo hba-port" untuk melihat informasi HBA dan WWN dari perangkat yang terhubung melalui Fibre Channel.
  • Menggunakan perintah "systool" : jika anda menggunakan sistem yang dilengkapi dengan package "systool" anda dapat menjalankan perintah "systool -c fc_host -v" untuk melihat informasi HBA dan WWN dari perangkat yang terhubung melalui Fibre Channel.

WWPN adalah nomor unik yang digunakan untuk mengidentifikasi port jaringan dari perangkat storage atau perangkat jaringan yang terhubung ke SAN. WWPN ditentukan oleh produsen perangkat dan tidak dapat diubah. WWPN digunakan oleh sistem untuk mengidentifikasi perangkat jaringan dan menentukan hak akses ke perangkat tersebut.

Ada beberapa cara untuk mengetahui WWPN (World Wide Port Name) pada sistem operasi Linux:

  • Menggunakan perintah "lshw" (List Hardware) : Anda dapat menjalankan perintah "sudo lshw -class network" untuk menampilkan informasi perangkat jaringan, termasuk WWPN dari HBA (Host Bus Adapter) yang terpasang pada sistem.
  • Menggunakan perintah "ls -l /sys/class/fc_host" : Anda dapat menjalankan perintah ini untuk menampilkan informasi tentang HBA yang terpasang pada sistem dan WWPN dari setiap port yang terhubung ke jaringan SAN.
  • Menggunakan perintah "cat /sys/class/fc_host/host*/port_name" : Anda dapat menjalankan perintah ini untuk menampilkan WWPN dari setiap port yang terhubung ke jaringan SAN.
  • Menggunakan perintah "cat /proc/scsi/qla2xxx/<host_number>" : Anda dapat menjalankan perintah ini untuk menampilkan informasi tentang HBA dan WWPN dari setiap port yang terhubung ke jaringan SAN.
  • Menggunakan perintah "cat /sys/class/fc_transport/target*/port_name" : Anda dapat menjalankan perintah ini untuk menampilkan WWPN dari setiap port yang terhubung ke jaringan SAN.
  • Menggunakan tools dari vendor HBA yang digunakan seperti Emulex, Qlogic, Brocade dll, biasanya vendor menyediakan tools untuk mengetahui wwpn yang digunakan.

WWN dan WWPN digunakan bersama-sama untuk mengidentifikasi perangkat dalam SAN dan menentukan hak akses ke perangkat tersebut. WWN digunakan untuk mengidentifikasi perangkat storage dan WWPN digunakan untuk mengidentifikasi perangkat jaringan.


3. SAN & v SAN

SAN (Storage Area Network) adalah jenis jaringan yang digunakan untuk menghubungkan perangkat storage dengan sistem komputer atau server. SAN menyediakan akses ke perangkat storage yang terpisah dari jaringan data yang digunakan oleh sistem komputer atau server. SAN digunakan untuk meningkatkan kinerja, skalabilitas, dan keamanan dalam penyimpanan data.

SAN terdiri dari perangkat storage, perangkat jaringan (seperti switch SAN), dan host (sistem komputer atau server) yang terhubung ke jaringan SAN. SAN menggunakan protokol jaringan yang khusus seperti Fibre Channel (FC) atau iSCSI untuk menghubungkan perangkat storage dengan host.

SAN memungkinkan administrator untuk mengelola perangkat storage secara terpisah dari sistem komputer atau server, sehingga membuat perangkat storage dapat digunakan secara efisien oleh beberapa sistem komputer atau server. SAN juga memungkinkan administrator untuk mengatur kinerja, skalabilitas, dan keamanan dalam penyimpanan data dengan lebih baik. SAN memungkinkan administrator untuk mengkonfigurasi RAID (Redundant Array of Independent Disks) untuk meningkatkan kinerja dan keamanan data, dan mengkonfigurasi perangkat storage untuk meningkatkan skalabilitas dalam penyimpanan data.

Selain itu, SAN memungkinkan administrator untuk mengelola perangkat storage yang terpisah dari sistem komputer atau server, sehingga membuat perangkat storage dapat digunakan secara efisien oleh beberapa sistem komputer atau server. SAN juga memungkinkan administrator untuk mengkonfigurasi hak akses ke perangkat storage, sehingga hanya sistem komputer atau server yang diizinkan dapat mengakses perangkat storage.

Sedangkan VSAN (Virtual Storage Area Network) adalah cara untuk mengatur perangkat storage dalam SAN dengan menggunakan virtualisasi. VSAN memungkinkan administrator untuk membuat grup perangkat storage yang terpisah, yang disebut VSAN, dan mengatur hak akses ke perangkat storage dalam grup tersebut. VSAN juga memungkinkan administrator untuk mengatur kinerja, skalabilitas, dan keamanan dalam penyimpanan data dengan lebih baik.

VSAN dapat diimplementasikan menggunakan berbagai teknologi virtualisasi, termasuk VMware, Hyper-V, dan OpenStack. Dalam sistem Linux, VSAN dapat dikonfigurasi menggunakan software seperti LVM (Logical Volume Manager) atau mdadm (Multiple Device Admin) untuk mengelola perangkat storage dalam SAN dan mengatur hak akses, kinerja, dan keamanan dalam penyimpanan data.

Untuk mengkonfigurasi SAN (Storage Area Network) dan VSAN (Virtual Storage Area Network) di Linux, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  • Persiapkan perangkat: Pastikan perangkat storage, switch SAN, dan host (sistem komputer atau server) yang akan digunakan sudah tersedia dan terkoneksi dengan benar.
  • Install software: Install software yang dibutuhkan seperti driver HBA (Host Bus Adapter) dan perangkat lun (LUN) di host (sistem komputer atau server).
  • Konfigurasi HBA: Konfigurasi HBA (Host Bus Adapter) di host (sistem komputer atau server) untuk terhubung dengan switch SAN.
  • Konfigurasi switch SAN: Konfigurasi switch SAN untuk mengatur hak akses ke perangkat storage dan mengatur protokol jaringan yang digunakan (seperti Fibre Channel atau iSCSI).
  • Konfigurasi perangkat storage: Konfigurasi perangkat storage dengan menentukan RAID level yang digunakan dan mengatur hak akses ke perangkat storage.
  • Konfigurasi VSAN: Konfigurasi VSAN dengan menggunakan software seperti LVM (Logical Volume Manager) atau mdadm (Multiple Device Admin) untuk mengelola perangkat storage dalam SAN dan mengatur hak akses, kinerja, dan keamanan dalam penyimpanan data.
  • Tes koneksi: Jalankan tes koneksi untuk memastikan perangkat storage, switch SAN, dan host (sistem komputer atau server) terhubung dengan benar dan dapat diakses dengan baik.

Penting untuk diingat bahwa konfigurasi SAN dan VSAN memerlukan keterampilan teknis yang cukup, jadi sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh administrator sistem yang berpengalaman.

SAN adalah jaringan untuk mengakses data storage, VSAN adalah variasi SAN untuk mengelola beberapa jaringan SAN dalam satu fisik SAN.


4. Multipath & Ultrapath

Multipath adalah teknologi yang digunakan untuk mengelola beberapa jalur akses ke perangkat storage yang terhubung ke sistem komputer atau server. Ini memungkinkan sistem komputer atau server untuk menggunakan beberapa jalur akses ke perangkat storage sekaligus dan mengalihkan akses ke jalur yang tidak rusak jika terjadi masalah pada jalur akses yang digunakan.

Dalam sistem Linux, Multipath dapat dikonfigurasi menggunakan software Multipath-tools. Software ini menyediakan perintah-perintah untuk mengelola jalur akses ke perangkat storage, seperti "multipath" dan "multipathd". Administrator harus menentukan perangkat storage yang digunakan dan mengkonfigurasi jalur akses ke perangkat storage tersebut, serta mengkonfigurasi failover ke jalur akses yang tidak rusak jika terjadi masalah pada jalur akses yang digunakan. Multipath juga dapat digunakan untuk mengkonfigurasi load balancing yang akan membagi beban akses ke perangkat storage ke beberapa jalur akses yang tersedia.

Sedangkan Ultrapath adalah teknologi yang dikembangkan oleh Huawei yang digunakan untuk meningkatkan kinerja dan keandalan akses ke perangkat storage di SAN. Ultrapath mengelola jalur akses dengan mengoptimalkan jalur akses yang digunakan dan mengalihkan akses ke jalur yang tidak rusak jika terjadi masalah pada jalur akses yang digunakan. Ultrapath juga menyediakan fitur seperti load balancing dan failover untuk meningkatkan kinerja dan keandalan akses ke perangkat storage. Ultrapath menyediakan perintah-perintah yang sama dengan multipath-tools namun memiliki fitur yang lebih canggih dalam mengelola jalur akses dan menyediakan monitoring dan analisis kinerja yang lebih baik untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah jalur akses. Ultrapath juga dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja akses ke perangkat storage di jaringan SAN yang terdistribusi dan menyediakan dukungan untuk konfigurasi jalur akses yang lebih rumit. Ultrapath dapat digunakan pada sistem operasi Linux dan Windows dan membutuhkan driver yang dapat diunduh dari situs web Huawei.


5. LVM & non LVM

LVM (Logical Volume Manager) adalah sistem manajemen partisi yang digunakan untuk mengelola perangkat storage di sistem Linux. LVM memungkinkan administrator untuk mengelola perangkat storage dengan cara yang lebih fleksibel dan efisien dibandingkan dengan mengelola partisi secara manual.

LVM mengelola perangkat storage dengan cara mengatur partisi menjadi volume group, yang terdiri dari beberapa volume logis. Volume group ini dapat dikonfigurasi dengan cara yang lebih fleksibel dibandingkan dengan partisi fisik. Volume group dapat ditambahkan, dihapus, atau diubah ukurannya tanpa harus mengubah partisi fisik.

Dengan LVM, administrator dapat mengelola perangkat storage dengan cara yang lebih efisien, seperti menambah ukuran partisi tanpa harus me-reinstall sistem operasi, atau mengubah partisi tanpa harus menghentikan sistem. Selain itu, LVM juga memungkinkan administrator untuk mengelola perangkat storage yang tersebar di beberapa perangkat, seperti hard disk atau solid-state drive, sebagai satu volume logis yang terintegrasi.

Ada beberapa tahap yang harus dilakukan untuk melakukan konfigurasi LVM pada sistem Linux:

  • Persiapan : pastikan sistem operasi sudah terinstall dan dalam keadaan stabil, pastikan perangkat storage yang akan digunakan sudah terdeteksi oleh sistem.
  • Partisi perangkat storage : Buat partisi pada perangkat storage yang akan digunakan dengan menggunakan perintah fdisk atau parted.
  • Membuat Physical Volume (PV) : pada tahap ini, perlu mengubah partisi yang telah dibuat menjadi Physical Volume (PV) dengan menggunakan perintah "pvcreate".
  • Membuat Volume Group (VG) : Setelah mengubah partisi menjadi PV, selanjutnya membuat Volume Group (VG) dengan menggunakan perintah "vgcreate".
  • Membuat Logical Volume (LV) : Setelah membuat VG, selanjutnya membuat Logical Volume (LV) dengan menggunakan perintah "lvcreate".
  • Format dan Mount : Format dan mount Logical Volume (LV) yang telah dibuat dengan menggunakan perintah "mkfs" dan "mount".
  • Konfigurasi : setelah melakukan konfigurasi LVM, perlu menambahkan konfigurasi pada file "/etc/fstab" agar Logical Volume (LV) yang telah dibuat dapat di-mount secara otomatis saat sistem di-boot.

Sedangkan Non-LVM adalah sistem manajemen partisi yang digunakan untuk mengelola perangkat storage di sistem Linux tanpa menggunakan LVM. Non-LVM mengelola perangkat storage dengan cara mengatur partisi secara manual. Administrator harus mengelola perangkat storage dengan cara yang lebih kaku, seperti mengubah partisi fisik, membuat partisi baru dan me-reinstall sistem operasi. Non-LVM juga tidak memungkinkan administrator untuk mengelola perangkat storage yang tersebar di beberapa perangkat sebagai satu volume logis yang terintegrasi.

Non-LVM lebih cocok digunakan pada sistem yang memiliki perangkat storage yang tidak terlalu banyak dan tidak memerlukan manajemen yang terlalu kompleks. Namun LVM lebih cocok digunakan pada sistem yang memerlukan manajemen perangkat storage yang lebih canggih dan fleksibel.

Untuk melakukan konfigurasi partisi non-LVM pada sistem operasi Linux, Anda harus melakukan beberapa langkah dasar:

  • Boot dari media instalasi (live CD/USB) : Anda harus boot dari media instalasi untuk dapat mengakses hard drive dan mengelola partisi.
  • Membuat partisi baru : Anda harus menggunakan tools seperti fdisk, gdisk, cfdisk atau parted untuk membuat partisi baru pada hard drive. Anda dapat menjalankan perintah "fdisk /dev/sda" untuk membuat partisi baru pada hard drive dengan nama sda.
  • Format partisi baru : Anda harus menformat partisi baru dengan file system yang dibutuhkan. Anda dapat menjalankan perintah "mkfs.ext4 /dev/sda1" untuk menformat partisi baru dengan file system ext4.
  • Membuat mount point : Anda harus membuat mount point yang digunakan untuk menempelkan partisi baru pada sistem. Anda dapat menjalankan perintah "mkdir /mnt/newpartition" untuk membuat mount point dengan nama newpartition.
  • Mengaitkan partisi baru : Anda harus mengaitkan partisi baru pada mount point yang dibuat. Anda dapat menjalankan perintah "mount /dev/sda1 /mnt/newpartition" untuk mengaitkan partisi baru pada mount point newpartition.
  • Menambahkan entry mount pada fstab : Anda harus menambahkan entry mount pada fstab agar partisi baru dapat di-mount otomatis saat booting.
  • Selesai : Anda sudah selesai mengkonfigurasi partisi baru dengan metode non-LVM.

Secara singkat, LVM memungkinkan Anda untuk mengelola partisi secara logis dan memudahkan dalam mengubah ukuran partisi, sedangkan Non-LVM hanya mengelola partisi secara fisik dan kurang fleksibel dalam mengubah ukuran partisi.


6. File System

File system adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengatur, mengelola, dan menyimpan data dalam perangkat storage seperti hard drive atau flash drive. File system menentukan bagaimana data disimpan, diakses, dan dikontrol dalam perangkat storage.

File system digunakan untuk mengatur data dalam perangkat storage dengan cara yang efisien dan dapat diandalkan. File system mengelola data dengan cara yang sistematis seperti mengatur data dalam folder dan subfolder, menyimpan metadata tentang file seperti tanggal dan waktu dibuat, dan mengelola hak akses file.

Beberapa jenis file system yang umum digunakan di sistem operasi Linux adalah ext2, ext3, ext4, XFS, dan NTFS. Beberapa file system yang digunakan di sistem operasi Windows adalah NTFS, FAT32 dan exFAT. Beberapa file system yang digunakan di sistem operasi MacOS adalah HFS+ dan APFS.

File system juga dapat digunakan untuk meningkatkan performa dan keandalan sistem dengan cara seperti mengatur alokasi ruang disk, mengoptimalkan akses data, dan melakukan pemulihan data jika terjadi masalah.


7. Type-type File System

Beberapa jenis file system yang umum digunakan di sistem operasi Linux adalah:

  • ext2: File system yang digunakan pada sistem operasi Linux yang pertama. ext2 memiliki tingkat keandalan yang tinggi dan digunakan pada sistem operasi Linux yang stabil.
  • ext3: File system yang menambahkan journaling pada ext2. Journaling adalah teknologi yang digunakan untuk menjaga integritas data pada saat sistem crash.
  • ext4: File system yang menambahkan dukungan untuk partisi besar dan performa yang lebih baik dibandingkan ext3.
  • XFS: File system yang digunakan pada sistem operasi Linux yang menangani data yang besar dan digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan performa yang tinggi.
  • Btrfs: File system yang menambahkan dukungan untuk snapshot, perbaikan kesalahan, dan pemulihan data.
  • NTFS: File system yang digunakan pada sistem operasi Windows. NTFS memiliki dukungan untuk hak akses yang lebih baik dan dapat digunakan pada sistem operasi Linux dengan menggunakan driver NTFS-3G.

Perbedaan antara file system tergantung pada kebutuhan dan tujuan penggunaan. ext2 dan ext3 lebih cocok untuk sistem operasi yang stabil dan tidak memerlukan dukungan journaling. Sedangkan ext4 dan XFS lebih cocok untuk aplikasi yang membutuhkan performa tinggi dan dukungan untuk partisi besar. Btrfs lebih cocok untuk sistem operasi yang memerlukan dukungan untuk snapshot, perbaikan kesalahan, dan pemulihan data. NTFS digunakan pada sistem operasi Windows dan dapat digunakan pada sistem operasi Linux dengan menggunakan driver NTFS-3G, tapi tidak dianjurkan digunakan pada sistem linux karena tidak support journaling, tidak dapat dibaca oleh beberapa aplikasi linux.

Ketika memilih file system, administrator harus mempertimbangkan kebutuhan sistem, seperti performa, keandalan, dan fitur yang diinginkan. Sebaiknya melakukan uji coba terlebih dahulu pada sistem yang sesuai, sebelum mengimplementasikan pada sistem produksi.


8. Parted

Parted adalah sebuah perintah yang digunakan untuk membuat, mengubah, dan menghapus partisi pada perangkat storage. Parted dapat digunakan pada berbagai jenis perangkat storage seperti hard drive, flash drive, dan CD/DVD.

Cara menggunakan parted :

  • Buka terminal atau command prompt
  • Jalankan perintah "sudo parted" untuk menjalankan parted dengan hak akses superuser
  • Pilih perangkat storage yang akan digunakan dengan perintah "select /dev/sdX" (di mana X adalah nama perangkat storage, misalnya sda, sdb, dll)
  • Buat partisi baru dengan perintah "mkpart" (misalnya "mkpart primary ext4 0% 100%")
  • Tampilkan daftar partisi dengan perintah "print"
  • Menghapus partisi yang tidak diinginkan dengan perintah "rm" (misalnya "rm 2" untuk menghapus partisi dengan nomor 2)
  • Keluar dari parted dengan perintah "quit"

Parted juga dapat digunakan untuk mengubah ukuran partisi, mengubah file system partisi, dan mengubah nama partisi. Selain itu, parted juga memungkinkan untuk membuat partisi yang lebih dari 4 yang tidak diperbolehkan pada fdisk.

Penting untuk diingat bahwa melakukan perubahan pada partisi dapat menyebabkan kerusakan pada data. sebaiknya backup data sebelum melakukan perubahan.


9. Fdisk

Fdisk adalah perintah yang digunakan untuk membuat, mengubah, dan menghapus partisi pada perangkat storage seperti hard drive, flash drive, dan CD/DVD. Fdisk dapat digunakan pada sistem operasi Linux dan Windows.

Cara menggunakan fdisk:

  • Buka terminal atau command prompt
  • Jalankan perintah "sudo fdisk /dev/sdX" (di mana X adalah nama perangkat storage, misalnya sda, sdb, dll) untuk menjalankan fdisk dengan hak akses superuser
  • Pilih pilihan untuk membuat, mengubah, atau menghapus partisi dengan mengetik huruf yang sesuai dan tekan Enter.
  • Tampilkan daftar partisi dengan perintah "p"
  • Keluar dari fdisk dengan perintah "w"

Fdisk juga dapat digunakan untuk mengubah ukuran partisi, mengubah file system partisi, dan mengubah nama partisi. Namun fdisk hanya memperbolehkan membuat 4 partisi primary saja, jika ingin membuat partisi lebih dari 4 digunakan parted.

Sama seperti parted, perubahan pada partisi dapat menyebabkan kerusakan pada data. Sebaiknya untuk melakukan backup data sebelum melakukan perubahan pada partisi menggunakan fdisk. Selain itu, sebaiknya juga melakukan uji coba pada sistem yang sesuai sebelum melakukan perubahan pada sistem produksi.

Fdisk hanya bisa digunakan pada perangkat storage yang digunakan pada sistem operasi yang digunakan, jika digunakan pada perangkat storage yang digunakan pada sistem operasi lain, dapat menyebabkan kerusakan pada data.

Fdisk sangat berguna untuk mengelola partisi pada perangkat storage, namun perlu diingat untuk mengikuti petunjuk dan prosedur yang benar agar tidak menyebabkan kerusakan pada data.


10. NFS

NFS (Network File System) adalah sebuah protokol jaringan yang digunakan untuk membagikan file dan direktori antara sistem operasi yang berbeda. NFS memungkinkan sistem operasi untuk mengakses file dan direktori yang ada pada sistem operasi lain seolah-olah file dan direktori tersebut berada pada sistem operasi yang digunakan.

Cara mengkonfigurasi NFS:

  • Install paket NFS pada sistem operasi yang digunakan.
  • Konfigurasi file "/etc/exports" untuk menentukan file dan direktori yang akan dibagikan dan pengaturan akses.
  • Jalankan NFS service dengan perintah "sudo service nfs-kernel-server start"
  • Pada sistem operasi yang akan mengakses NFS, mount file dan direktori yang dibagikan dengan perintah "mount -t nfs <ip-address-server>:/<shared-directory> <mount-point>"

NFS sangat berguna untuk mengakses file dan direktori yang ada pada sistem operasi lain secara cepat dan efisien. Namun, pastikan untuk mengatur hak akses yang sesuai dan melakukan backup data sebelum mengubah konfigurasi NFS.


Dengan pengetahuan yang Anda dapatkan dari panduan ini, Anda sudah siap untuk mengelola storage dan jaringan di dunia Linux dengan baik. Ingatlah untuk selalu mencoba dan belajar lebih banyak, karena setiap kesuksesan diawali dari niat untuk belajar.

Storage and network management is the key,

With knowledge now, you'll be ahead, you'll see.

Terima kasih telah membaca panduan ini, semoga Anda sukses dalam mengelola storage dan jaringan di dunia Linux.


Disusun oleh : Fahmi Maulana Fadila

Sebagai : Peserta Program Beasiswa Protonema 2022/2023

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Panduan Lengkap untuk Menjadi Ahli Storage dan Jaringan di Linux"

Posting Komentar